Sejarah permainan catur dan penemunya

29 Agustus 2010

Penemu catur dan sejarah catur.
Konon, katanya catur itu berasal dari
India. Penemunya seorang ahli
matematika. Sejak ditemukan, catur
langsung begitu populer dan sangat
disukai, sehingga raja yang sedang
berkuasa di India memanggil
penemunya. Menyuruh si ahli
matematika ini meminta apa saja
sebagai hadiah.
Setelah berpikir sesaat, si penemu
berkata, "Paduka, dalam papan catur
ada 64 petak, saya meminta diberi
butir-butir beras* sesuai dengan
jumlah petak yang ada ini. Petak
pertama diisi dengan 2 butir beras,
petak kedua diisi 2 kalinya petak
pertama, yaitu 4 butir beras. Petak
ketiga diisi dengan 2 kalinya petak
kedua, yaitu 8 butir beras. Petak
keempat diisi dengan 2 kalinya petak
ketiga, yaitu 16 butir beras. Begitu
seterusnya sampai petak ke-64
yang disi 2 kalinya petak ke-63 terisi
penuh.
" Sang Raja tersinggung dan marah
karena merasa terhina. Masa
seseorang meminta hadiah berupa
butir beras.
Tetapi sang penemu berkata, "Raja
lakukanlah itu, saya
mempertaruhkan leher saya untuk
itu."
Raja setuju, taruhannya adalah leher
si penemu.
Lalu sang raja menyuruh kepala
lumbung istana memenuhi
permintaan ini. Papan catur dibawa
ke dalam lumbung. Sang kepala
lumbung meletakkan dua butir
beras di petak pertama, empat butir
di petak kedua, delapan butir di
petak ketiga, begitu seterusnya. Baru
sampai di petak ketujuh tumpukan
beras mulai berantakan. Bahkan
butir-butir beras sudah tidak bisa
dimuat ke petak ke delapan, karena
ada 256 butir yang harus
dimasukkan.
Kepala lumbung menemui si
penemu yang masih duduk di
hadapan raja, mengatakan kalau ia
mulai tidak bisa mengisi butir-butir
beras di petak kesembilan.
Sang penemu berkata, "Kalau
begitu, sekarang beras-berasnya
dimasukkan ke dalam karung saja."
Kepala lumbung kembali ke
lumbung istana. Butir-butir beras
untuk petak ke-9 yang isinya 512
butir beras dimasukkan ke dalam
karung. Begitu juga beras untuk
petak ke-10 yang berisi 1024 butir.
Sekarang ia sudah mulai mengalami
kesulitan menghitung sehingga
meminta bantuan anak buahnya.
Sampai petak ke-16 mereka harus
bekerja setengah mati, petak ini
harus diisi dengan 65536 butir beras
yang langsung dimasukkan ke
dalam karung. Setelah beberapa hari
bekerja, entah sampai kotak yang
keberapa -- yang pasti belum
sampai petak terakhir -- lumbung
istana sudah hampir habis.
Para petugas lumbung sangat
bingung, mereka akhirnya melapor
ke raja kalau tugas in sangat berat
dan tidak masuk akal. Mereka tidak
mampu lagi menghitung butir-butir
beras untuk petak yang kesekian.
Lalu raja ingat sang penemu telah
mempertaruhkan kepalanya. Jadi ia
dipanggil kembali untuk dipenggal
kepalanya. Ia tidak bisa berbuat apa-
apa karena telah berkata akan
mempertaruhkan kepalanya.
Ini hanyalah sebuah cerita yang
kutambah disana-sini. Kita lihat saja
sekarang secara matematika bagian
cerita ini.
Kalau memakai kalkulator, dengan
cepat kita akan mendapatkan berapa
butir beras yang dibutuhkan untuk
mengisi petak ke 64, yaitu
18.446.744.073.709.551.616 butir.
Angka yang aku tidak tahu cara
menyebutkannya.
Mari kita berandai-andai, jika kepala
lumbung mengerahkan 50 orang
pekerja untuk membantunya, dan
mereka membutuhkan waktu satu
detik untuk menghitung 50 butir
beras - maka untuk menghitung
beras di petak ke-64 mereka
membutuhkan
18.446.744.073.709.551.616 / 50,
yaitu 368.934.881.474.191.032 detik
atau 4.270.079.646.692 hari. Jika
kita menjadikan angka ini ke dalam
tahun, tinggal membaginya dengan
365 sehingga menjadi
11.698.848.347 tahun.
Jadi, masih berandai-andai, mereka
membutuhkan waktu
11.698.848.347 tahun untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, dengan
24 jam kerja, tanpa makan, tanpa
minum, tanpa tidur.
Raja telah meremehkan seorang ahli
matematika. Tetapi raja tetaplah raja.
Ahli matematika tetap kehilangan
kepalanya, dan ini hanyalah sebuah
cerita.
sumber : http://
kamuspenemu.blogspot.com/2010/03/
kisah-penemu-catur.html