RAHASIA PUASA RAMADHAN

24 Agustus 2010

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan
kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini
merupakan sesuatu yang amat membahagiakan
dan sangat ditunggu. Betapa tidak, dengan
menunaikan ibadah Ramadhan, banyak amalan,
kedahsyatan dan manfaat yang akan kita peroleh,
baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat
kelak.
Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk
membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu
bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil
Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa
yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita
rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.
1. Menguatkan Jiwa. Dalam hidup hidup, tak
sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh
hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti
apapun yang menjadi keinginannya meskipun
keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan
mengganggu serta merugikan orang lain.
Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk
memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha
untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh
nafsu yang membuat kita tidak mempunyai
keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.
Manakala dalam peperangan ini manusia
mengalami kekalahan, malapetaka besar akan
terjadi karena manusia yang kalah dalam perang
melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan
penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan
yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung
mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah
memerintahkan kita memperhatikan masalah ini
dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (QS
45:23).
Dengan ibadah puasa, maka manusia akan
berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang
membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan
demikian, manusia akan memperoleh derajat
yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci
dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan
membuka pintu-pintu langit hingga segala
do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah
Saw bersabda yang artinya:
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a
mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka,
pemimpin yang adil dan do ’a orang yang dizalimi
(HR. Tirmidzi).
2. Mendidik Kemauan. Puasa mendidik seseorang
untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh
dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan
kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala.
Puasa yang baik akan membuat seseorang terus
mempertahankan keinginannya yang baik,
meskipun peluang untuk menyimpang begitu
besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan:
Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan
ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani
seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani
yang prima akan membuat seseorang tidak akan
lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan
atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan
kekuatan rohani juga akan membuat seorang
muslim tidak akan berputus asa meskipun
penderitaan yang dialami sangat sulit.
3. Menyehatkan Badan. Disamping kesehatan dan
kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga
akan memberikan pengaruh positif berupa
kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan
oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan
oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia
yang membuat kita tidak perlu meragukannya
lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat
tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari
bekerja memproses makanan yang masuk
sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan,
apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang
harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk
udara.
4. Mengenal Nilai Kenikmatan. Dalam hidup ini,
sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan
yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak
pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya.
Dapat satu tidak terasa nikmat karena
menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat
karena menginginkan tiga dan begitulah
seterusnya. Padahal kalau manusia mau
memperhatikan dan merenungi, apa yang
diperolehnya sebenarnya sudah sangat
menyenangkan karena begitu banyak orang yang
memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak
lebih mudah dari apa yang kita peroleh. Maka
dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh
memperhatikan dan merenungi tentang
kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga
disuruh merasakan langsung betapa besar
sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada
kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita
tidak makan dan minum sudah terasa betul
penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita
berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari
Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau
seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah
puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi
nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita
selanjutnya menjadi orang yang pandai
bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan
dari Allah meskipun dari segi jumlah memang
sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan
membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari
segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya,
Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasati Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).
5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan
Orang Lain. Merasakan lapar dan haus juga
memberikan pengalaman kepada kita bagaimana
beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain.
Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita
rasakan akan segera berakhir hanya dengan
beberapa jam, sementara penderitaan orang lain
entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya
puasa akan menumbuhkan dan memantapkan
rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin
lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga
kini masih belum teratasi, seperti penderitaan
saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku,
Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air
serta yang terjadi di berbagai belahan dunia
lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak,
Palestina dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai
simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum
Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk
menunaikan zakat agar dengan demikian setahap
demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-
persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu
tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin
dan menderita, pi juga bagi kita yang
mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang
kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta
seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah
berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendo ’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (QS 9:103).
Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang
amat penting bagi kita, maka sudah
sepantasnyalah kalau kita harus menyambut
kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh
rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan
membuat kita bisa melaksanakan ibadah
Ramadhan nanti dengan ringan meskipun
sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.
Kegembiraan terhadap datangnya bulan
Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya
semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan
tahun sebagai momentum untuk mentarbiyyah
(mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah
pengokohan atau pemantapan taqwa kepada
Allah Swt, sesuatu yang memang amat kita
perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah
Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih
menghadapi berbagai macam persoalan besar.
Kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita
yang sedang mengalami krisis, krisis yang
seharusnya diatasi dengan memantapkan iman
dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan
cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu
pertentangan dan perpecahan yang justeru
menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari
Allah Swt.